Wednesday, October 26, 2016

Implementasi Sistem File SISTEM OOERAS

SISTEM OPERASI 
Implementasi Sistem File

POKOK BAHASAN:

·         Struktur Sistem File
·         Implementasi Direktori
·         Metode Alokasi
·         Manajemen Ruang Bebas
·         Efisiensi dan Performansi
·         Perbaikan
·         Sistem File Berstruktur Log
·         Network File Sistem

TUJUAN BELAJAR:

Setelah mempelajari materi dalam bab ini, mahasiswa diharapkan mampu:
·         Memahami bagaimana implementasi sistem file dan direktori
·         Memahami metode alokasi file dan direktori
·         Memahami bagaimana manajemen ruang bebas
·         Memahami bagaimana efisiensi dan performansi dari sistem file
·         Memahami perbaikan sistem file dari kegagalan sistem
·         Mengetahui beberapa sistem file seperti Log dan Network File Sistem

10.1 STRUKTUR SISTEM FILE

File adalah unit penyimpan logika yang berisi sekumpulan informasi yang
berhubungan. Sistem file berada pada penyimpan sekunder (disk). Sistem file
diorganisasi ke dalam layer-layer seperti Gambar 10-1.
















CHAPTER 12 SISTEM FILE 2


Pada level terendah, I/O control berisi device driver dan interrupt handler untuk
mengirim informasi antara memori dan sistem disk. Basic file system berisi perintah
bagi device driver untuk membaca dan menulis blok fisik pada disk. File organization
module berisi modul untuk mengetahui blok logika pada blok fisik. Logical file system
menggunakan struktur direktori untuk memberikan ke file organization module
informasi tentang kebutuhan terakhir.
Informasi mengenai sebuah file disimpan pada struktur penyimpan yang disebut
file control block seperti Gambar 10-2.
Gambar 10-3 mengilustrasikan pentingnya struktur sistem file disediakan oleh
sistem operasi. Pada saat membuka file (dengan menjalankan perintah open) blok-blok
dari struktur direktori disimpan pada struktur direktori di memori dan mengubah file
control block. Pada saat membaca file (dengan menjalankan perintah read), indeks
yang dibaca di cari lokasi blok pada disk melalui tabel open file yang berada di memori.
Gambar 10-1 : Layersistem file

CHAPTER 12  SISTEM FILE 3


Virtual File Systems (VFS) merupakan implementasi sistem file yang
berorientasi obyek. VFS memungkinkan antarmuka system call (API) yang sama
digunakan untuk sistem file yang berbeda. API adalah lebih sebagai antarmuka VFS
dan bukan untuk tipe sistem file tertentu. Skema VFS dapat dilihat


CHAPTER 12 SISTEM FILE 4


10.2 IMPLEMENTASI DIREKTORI

Implementasi direktori menggunakan daftar nama file linier dengan pointer ke
blok data. Hal ini berdampak pada pemrograman yang mudah tetapi memerlukan waktu
yang lama untuk eksekusi.
Untuk mempercepat waktu eksekusi digunakan Tabel Hash berupa daftar linier
dengan struktur data hash. Dengan struktur data hash akan mengurangi waktu
pencarian direktori. Tetapi struktur hash mempunyai resiko bertabrakan apabila terjadi
situasi dimana dua nama file hash yang berbeda berada pada lokasi yang sama. Struktur
hash berukuran tetap.

CHAPTER 12 SISTEM FILE 5

10.3 METODE ALOKASI

Metode alokasi berhubungan dengan bagaimana blok-blok pada disk
dialokasikan untuk file. Terdapat beberapa metode alokasi antara lain alokasi berurutan
(contiguous allocation), alokasi berhubungan (linked allocation) dan alokasi berindeks
(indexed allocation).

10.3.1 Alokasi Berurutan (Contiguous Allocation)

Pada alokasi berurutan, setiap file menempati sekumpulan blok yang berurutan
pada disk (Gambar 10-5). Model ini sangat sederhana karena hanya membutuhkan
lokasi awal (block #) dan panjang (jumlah blok). Akses pada blok disk dilakukan secara
random dan memakan banyak ruang (permasalahan dynamic storage-allocation). File
yang disimpan secara berurutan tidak dapat berkembang.



CHAPTER 12 SISTEM FILE 6

Beberapa sistem file yang baru (misalnya Veritas File System) menggunakan
skema alokasi berurutan yang dimodifikasi. File sistem Extent-based mengalokasikan
blok pada disk secara berkembang (extent). Extent adalah blok berurutan pada disk.
Extent dialokasikan untuk alokasi file. Sebuah file terdiri dari satu atau lebih extent.

10.3.2 Alokasi Berhubungan (Linked Allocation)

Pada alokasi berhubungan, setiap file adalah sebuah linked list dari blok-blok
terpisah pada disk (Gambar 10-6). Pada setiap blok terdapat satu pointer yang
menunjuk ke blok lain.
block = pointer


CHAPTER 12 SISTEM FILE 7

Alokasi berhubungan mempunyai bentuk yang sederhana, hanya memerlukan
alamat awal. Sistem manajemen ruang bebas pada alokasi berhubungan tidak memakan
banyak ruang. Model ini tidak menggunakan random access. Blok yang diakses adalah
blok ke-Q pada rantai link dari blok pada file. Perpindahan ke blok = R + 1. Contoh
sistem file yang menggunakan alokasi berhubungan adalah file-allocation table (FAT)
yang digunakan MS-DOS dan OS/2. Bentuk file allocation tabel dapat dilihat pada


10.3.3 Alokasi Berindeks (Indexed Allocation)

Pada alokasi berindeks, terdapat satu blok yang berisi pointer ke blok-blok file
(Gambar 10-7). Alokasi berindeks berupa bentuk logika.

CHAPTER 12 SISTEM FILE 8


Pada alokasi berindeks, memerlukan tabel indeks yang membawa pointer ke
blok-blok file yang lain. Akses dilakukan secara random. Merupakan akses dinamis
tanpa fragmentasi eksternal, tetapi mempunyai blok indeks yang berlebih. Pemetaan
dari logika ke fisik dalam file ukuran maksimum 256K word dan ukuran blok 512 word
hanya memerlukan 1 blok untuk tabel indeks.
Apabila pemetaan dari logika ke fisik dalam sebuah file dari ukuran tak hingga
(ukuran blok adalah 512 word) maka digunakan skema menghubungkan blok link dari
tabel indeks (ukuran tak terbatas). Untuk ukuran file maksimum 5123 digunakan skema
two-level indeks (Gambar 10-8). Pada skema two-level indeks terdapat tabel indeks
luar dan dalam. Indeks dipetakan ke tabel indeks luar kemudian dipetakan ke tabel
indeks dalam setelah itu mengakses blok file yang dimaksud.
Sistem operasi UNIX mengimplementasikan kombinasi alokasi berurutan dan
alokasi berindeks seperti pada Gambar 10-9.

CHAPTER 12 SISTEM FILE 9

10.4 MANAJEMEN RUANG BEBAS

Daftar ruang bebas biasanya diimplementasikan sebagai bit map atai bit vector
(vektor bit). Setiap blok direpresentasikan dengan 1 bit. Jika blok bebas, maka bit
bernilai 1, sebaliknya jika blok dialokasikan, bit bernilai 0. Sebagai contoh, misalnya
disk dengan blok 2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 17, 18, 25, 26 dan 27 bebas dan sisanya
dialokasikan. Maka bit map dari ruang bebas adalah :
001111001111110001100000011100000…
Perhitungan nomor blok yang bebas adalah sebagai berikut :
(jumlah bit per word) * (jumlah nilai-0 word) + offset dari bit 1 pertama
Pemetaan bit biasanya membutuhkan ruang tambahan, misalnya ukuran blok =
212 byte, ukuran disk = 230 byte (1 gigabyte) maka
n = 230/212 = 218 bit (atau 32K byte)
Dengan menggunakan vector bit mudah untuk mendapatkan file yang berurutan.
Pengembangan dari vector bit adalah dengan menggunakan linked list (free list) seperti
Gambar 10-10. Akan tetapi model ini tidak mendapatkan ruang berurutan dengan
mudah meskipun tidak memakan tempat. Modifikasi berikutnya melakukan
pengelompokan blok yang bebas agar lebih mudah untuk mendapakan ruang yang
berurutan.

10.5 EFISIENSI DAN PERFORMANSI

Efisiensi penggunaan ruang disk tergantung pada alokasi disk dan algoritma
directori serta tipe data disimpan pada entry direktory dari file.
Untuk meningkatkan performansi penggunaan ruang disk digunakan disk cache
yang digunakan pada bagian terpisah dari main memory untuk penggunaan blok yang
sering. Selain itu juga menggunakan teknik untuk optimasi akses berurutan yang
disebut free-behind dan read-ahead. – teknik untuk optimasi akses berurutan. Untuk
meningkatkan performansi PC juga dapat menggunakan bagian tertentu dari memory
sebagai virtual disk atau RAM disk.

CHAPTER 12 SISTEM FILE 10
10.6 PERBAIKAN

Untuk memperbaiki sistem file dilakukan dengan memeriksa konsistensi dengan
cara membandingkan data pada struktur direktori dengan blok data pada disk dan
mencoba memperbaiki inkonsistensi. Selain itu juga dapat menggunakan program
sistem untuk back up data dari disk ke penyimpan lain (floppy disk, magnetic tape).
Perbaikan akan Recover menghilangkan file atau disk dengan restoring data dari
backup.

10.7 SISTEM FILE LOG STRUCTURED

Sistem file Log structured (atau journaling) menyhimpan semua update ke file
sistem sebagai transaksi. Semua transaksi ditulis ke log. Sebuah transaksi dijadikan
committed jika ditulis ke log. Tetapi, kemngkinan sistem file tidak diupdate
Gambar 10-10 : Menghubungkan daftar ruang bebas pada disk

CHAPTER 12 SISTEM FILE 11

Transaksi pada log ditulis secara tidak beraturan ke sistem file. Jika sistem file
dimodifikasi, transaksi dihapus dari log. Jika file bertabrakan, semua transaksi yang
tersisa pada log harus dibentuk
.
10.8 SUN NETWORK FILE SYSTEM (NFS)

Network file system adalah implementasi dan spesifikasi dari sistem perangkat
lunak untuk mengakses remote files melalui LAN (atau WAN). NFS merupakan
bagian dari Solaris and SunOS yang berjalan pada Sun workstations menggunakan
unreliable datagram protocol (UDP/IP) protocol dan Ethernet.
Workstation yang saling berhubungan dipandang sebagai mesin independent
dengan file sistem yang independent, memungkinkan sharing diantara sistem file secara
transparent. Directory remote di-mount ke directory sistem file lokal. Mounted
directory terlihat sebagai subtree dari sistem file lokal, mengubah subtree secara
descending dari directory lokal. Spesifikasi dari remote directory untuk operasi mount
tidak transparant; host name dari remote directory harus disediakan. File pada remote
directory dapat diakses secara transparant. Subyek ke akreditasi akses yang benar,
sembarang sistem file (atau directory dalam sistem file), dapat di-mount secara remote
ke top dari sembaran directory lokal.
NFS didesain untuk operasi pada lingkungan heterogen dari mesin, SO dan
arsitektur network yang berbeda; spesifikasi NFS tidak tergantung dari media tersebut.
Ketidak tergantungan dilakukan melalui penggunaan RPC pada bagian tertinggi dari
protokol External Data Representation (XDR) yang digunakan antara 2 antarmuka
independent. Spesifikasi NFS berbeda antara layanan tersedian dengan mekanisme
mount dan layanan akses file remote actual.
Misalnya terdapat tiga file sistem yang independent seperti Gambar 10-11.
Kemudian dilakukan mount dengan NFS maka file sistem hasil seperti Gambar 10-12.

CHAPTER 12 SISTEM FILE 12

Gambar 10-11 : Tiga sistem file yang independen

Gambar 10-12 : Mounting pada NFS





















DAFTAR PUSTAKA
www.ilkom.unsri.ac.id /Metodologi Pengembangan Sistem Informasi/ 3 April 2007.
https://anjar906.wordpress.com/2013/10/29/konsep-dasar-sistem-operasi/
http://www.tn.nic.in/tnhome/projectfiles/filemgmnt.pdf

Read More